Kisah Putri Mandalika Nyale Pulau Lombok
Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan yang memiliki belasan ribu pulau dan mempunyai banyak sekali budaya yang ada di setiap pulau atau daerah. Apabila kita mengunjungi salah satu daerah di Indonesia, tentunya terdapat cerita daerah tersendiri baik berupa sebuah Legenda dan Cerita Rakyat. Jika anda mengunjungi Pulau Lombok dan menjelajahi pantai Lombok bagian selatan, maka disana terdapat sebuah cerita rakyat yang terkenal, yaitu Legenda Putri Mandalika Nyale. Biasanya wisatawan / tamu akan diberi penjelasan mengenai asal usul legenda ini dalam paket wisata ke lombok.
Cerita ini berkembang di area Lombok Selatan, tepatnya di dekat wilayah Pantai Kuta Lombok (sekarang sudah berganti nama menjadi Pantai Mandalika). Di jaman dahulu kala, hiduplah seorang putri cantik yang bernama Putri Mandalika. Ia merupakan anak raja & ratu yang sangat arif dan bijaksana yang sangat dicintai oleh rakyatnya. Sifatnya yang baik dan ramah kepada semua orang membuatnya sangat dihormati oleh rakyatnya. Oleh karena kecantikan dan keanggunannya, ia sangat terkenal hingga seluruh pelosok Pulau Lombok.
Suatu hari sang putri telah tumbuh menjadi dewasa, sehingga banyak pangeran yang jatuh hati padanya. Kemudian sang raja menyerahkan semuanya pada sang putri untuk memilih calon suami untuk masa depannya. Setelah itu, sang putri pun pergi bersemedi untuk mendapatkan jawaban mengenai hal tersebut. Selesai mendapatkan jawaban, sang putri pun membuat pengumuman kepada seluruh rakyat beserta pangeran yang akan melamarnya. Pada penanggalan kalender Sasak tanggal 20 bulan 10, sang putri pun mengumpulkan mereka untuk mendengar pengumuman yang akan disampaikan.
Pada saat itu, berkumpullah seluruh pangeran, pemuda dan rakyat di area Bukit Seger (Pantai Seger). Sang Putri pun kemudian naik ke atas bukit dan membuat sebuah keputusan. Sang putri menyatakan menerima seluruh lamaran dari pangeran dan ia sangat mencintai seluruh rakyatnya. Seluruh rakyat dan pangeran yang hadir disana pun heran menyaksikan perkataan dari sang putri. Ia berjanji akan mengunjungi rakyatnya dalam kurun waktu setahun sekali. Tak lama kemudian, sang putri pun terjun bebas ke dalam laut.
Rakyatnya pun semakin terkejut dan berusaha menolong sang putri, namun tidak bisa. Beberapa saat kemudian, muncullah cacing laut berwarna merah dan hijau yang dipercaya sebagai jelmaan dari sang Putri Mandalika. Cacing laut dalam Bahasa Lombok adalah Nyale. Nama Putri Mandalika juga sering disebut dengan Putri Mandalika Nyale. Untuk setiap tahunnya, Festival Bau Nyale (festival menangkap nyale) diagendakan sebagai festival tahunan di Lombok yang biasanya jatuh pada bulan Februari. Bagi anda yang ingin melihat dan mengikuti acara festival ini, anda dapat datang ke Lombok pada bulan Februari setiap tahunnya. Untuk tanggalnya, menunggu pengumuman resmi dari pemerintah NTB.